Jiwa.. Syaikh Maulana Hasan Asy-Syadzily Mbah Kasan Sadali -Muda Dan Karomahnya

Penyebar Islam di Rejenu Kudus dan Murid Sunan Muria 

Syaikh Maulana Hasan Asy-Syadzily (Mbah Kasan Sadali) merupakan salah satu murid Sunan Muria (Syaikh Maulana Umar Sa’id), yang berasal dari negeri seberang, berkelana hingga ke tanah Jawa selepas menuntut ilmu Tasawwuf di Negeri Baghdad, Iraq.

Di kemudian hari, Kanjeng Sunan Muria meminta kepada Syaikh Maulana Hasan Asy-Asyadzily untuk pergi ke sebelah utara, tepatnya di daerah Rejenu. Di wilayah ini Syaikh Maulana Hasan Asy-Syadzily mendirikan padepokan untuk mempelajari ilmu keislaman bagi masyarakat setempat.

Nasab Silsilah Syaikh Maulana Hasan Asy-Syadzily

Berdasarkan sanad silsilah yang terdapat di dalam Kanzul Wasilah wa Sanads Silsilah Bani Maulana Al Daly Asy-Syadzily Langkat di Pulau Sembilan (Langkat, Sumatera Utara), berikut adalah sanad silsilah daripada Syaikh Maulana Hasan Asy-Syadzily yang dipusarakan di Pertapan Alas Rejenu, Kudus, antara lain sebagai berikut:

(01). Syaikh Maulana Hasan Ali Nuruddin Asy-Syadzily Al Jawi
(02). Syaikh Maulana Muhammad Shalih Asy-Syadzily Al Bantani
(03). Syaikh Maulana Malik Abdurrahman Asy-Syadzily Al Malaka
(04). Syaikh Maulana Malik Abdullah Asy-Syadzily Waliyul Qutubuddin Al Jawi
(05). Syaikh Maulana Asy-Syarif Malik Ahmad Asy-Syadzily Al Jawi
(06). Syaikh Maulana Asy-Syarif Abdul Malik Asy-Syadzily
(07). Syaikh Maulana Asy-Syarif Abu Ahmad Awwaluddin Asy-Syadzily Al Quds
(08). Syaikh Maulana Asy-Syarif Abu Hasan Ali Nurruddin Asy-Syadzily
(09). Syaikhuna Maulana Al Quthub Asy-Syarif Abu Hasan Ali Asy-Syadzily
(10). Maulana Asy-Syarif Abu Abdullah Al Maghribi Al Aqsha
(11). Maulana Asy-Syarif Abdul Jabar
(12). Maulana Asy-Syarif Abu Thamiim
(13). Maulana Asy-Syarif Abu Hurmuz
(14). Maulana Asy-Syarif Abu Qushaiy
(15). Maulana Asy-Syarif Abu Yusuf
(16). Maulana Asy-Syarif Abu Yushaqq
(17). Maulana Asy-Syarif Abu Wardha
(18). Maulana Asy-Syarif Abu Batthal
(19). Maulana Asy-Syarif Abu Ali
(20). Maulana Asy-Syarif Abu Ahmad
(21). Maulana Asy-Syarif Abu Muhammad
(22). Maulana Asy-Syarif Abu Issa
(23). Maulana Asy-Syarif Abu Idhris
(24). Maulana Asy-Syarif Abu Umar
(25). Maulana Asy-Syarif Abu Idhris
(26). Maulana Asy-Syarif Abu Abdullah
(27). Asy-Syarif Hasan Al Mutsanna Radhiyallahu ‘anhu
(28). Sayyiduna Asy-Syarif Hasan As-Sabti Radhiyallahu ‘anhu
(29). Sayyidina Ali Al Haidar bin Abi Thalib Karamallahu wajhah

Kawasan Wisata Alam Rejenu dengan ketinggian kurang lebih 1.150 M DPL, terletak dipegunungan Argo Jembangan Gunung Muria, berjarak kurang lebih 3 Km dari Pesanggrahan Colo. Masih banyak yang belum mengetahui kompleks ziarah ini, keadaan alamnya masih alami. Untuk mencapai lokasi, dari Desa Rejenu cukup jauh kurang lebih sekitar 3 km. Bisa ditempuh dengan jalan kaki atau kendaraan bermotor roda dua. Banyak dimanfaatkan oleh para Alim Ulama atau santri Pondok Pesantren setempat untuk beruzlah, menyepi dan memperoleh ketenangan bathin.

Rejenu berlokasi di Pegunungan Argo Jambangan sekitar 3 km dari Pesanggrahan Gunung Muria. Menurut cerita rakyat dari desa Rejenu, Syekh Hasan Sadzali adalah seorang Ulama, Guru Besar Spiritual dari Wali Songo. Beliau berasal dari Negeri Seberang, Timur Tengah. Berkelana untuk sampai ke Tanah Jawa untuk syiar agama Islam.

Sebuah makam di sebelah utara makam Sunan Muria, di atas objek air terjun Montel. Tepatnya di Japan Utara yang dikenal dengan Rejenu yang berdasarkan astronomi berada di koordinat 6° 39′ 6″ LS 110° 54′ 10″ BT. Di sini terdapat sebuah makam yang banyak diziarahi orang. Orang mengenalnya sebagai makam Syeh Sadzali. Salah satu murid Sunan Muria yang disegani.

Untuk mencapai makam ini memang tidak segampang bila ingin ziarah ke makam Sunan Muria. Kawasan ini boleh dikatakan belum tersentuh ”tangan” pembangunan yang menyediakan fasilitas kemudahan. Masih alami. Listrikpun belum tersedia. Walau sekarang jalan menuju tempat tersebut telah diperlebar dan dilapisi beton sehingga banyak tersedia jasa ojek (melalui rute desa Japan). Sedangkan bila melalui Air terjun Montel masih harus melewati jalan setapak.

Yang datang berziarah tidak hanya dari Kudus. Banyak yang berasal dari kota-kota besar di Jawa, seperti Jakarta, Tangerang, Bandung, Semarang, dan Surabaya. Sebagian lagi dari Palembang dan Kalimantan. Bahkan, dari Singapura dan Irlandia. Selain itu, ternyata masih ada beberapa objek lain yang berdekatan dengan makam Syeh Sadzli dan Air Tiga Rasa ini. Objek-objek itu antara lain: [1] Air terjun Langgar Bubrah. Cukup tinggi, tak kalah dengan air terjun Montel di Colo. Namun, jalan ke arah sana baru jalan setapak atau lewat aliran Sungai Rejenu. [2] Gua Jepang. [3] Makam Syeh Subakir dan Ali Murtadho. Di sebelah atas melalui jalan setapak yang terjal. [4] Sendang Anglingdarmo. Selain itu, Rejenu (Makam Syeh Sadzli dan Air Tiga Rasa) merupakan pos pendakian terakhir bagi yang ingin mendaki ke Puncak Argowiloso maupun Argojembangan. Dua diantara beberapa puncak tertinggi Gunung Muria.

Tuk Tiga Rasa, atau sumber mata air tiga rasa, konon kisahnya dahulu bermula dari kedatangan Syaikh Sadzali atau Mbah Kasan Sadali sebutan masyarakat Muria untuk Syaikh Maulana Hasan Asy-Syadzily ke Pesantren Kanjeng Sunan Muria pada masa Wali Songo. Beliau adalah seorang musafir dari Baghdad Iraq yang ingin memuntut ilmu di tanah Jawa, hingga bermukim sampai akhir hayatnya di tengah Alas Rejenu yang terletak di utara lereng Gunung Muria.

Ketika Syaikh Maulana Hasan Asy-Syadzily menghadap Kanjeng Sunan Muria, yakni Raden Umar Said untuk berguru. Dan selanjutnya, Kanjeng Sunan Muria meminta Syaikh Maulana Hasan Asy-Asyadzily untuk pergi ke sebelah utara, tepatnya di daerah Rejenu. Belakangan diketahui oleh masyarakat Japan di lembah Gunung Muria, bahwa Syaikh Maulana Hasan Asy-Syadzily ternyata mempunyai banyak pemahaman tentang ilmu hikmah serta rahasia karomah. Sehingga, dari waktu ke waktu ada beberapa orang yang ingin berguru kepada beliau, lama-lama orang yang datang untuk mejadi santrinya pun semakin banyak. Melihat perkembangan itu, maka Syaikh Maulana Hasan Asy-Syadzily bersama para santri dengan bantuan para penduduk sekitar Alas Rejenu kemudian membangun sebuah Langgar, atau mushola yang dibawahnya terdapat sebuah mata air yang digunakan para santri beliau untuk berwudhlu dan memenuhi kebutuhan hidup.

Namun, pada suatu ketika muncul berita bahwa air dari mata air tersebut mempunyai khasiat dapat menghidupkan orang yang sudah meninggal. Lama-kelamaan masyarakat Gunung Muria dan sekitarnya semakin banyak yang datang berbondong-bondong untuk melakukan persembahan atau ritual-ritual karena ingin mendapatkan berkah dari mata air tersebut. Ketika Syaikh Maulana Hasan Asy-Syadzily melihat hal tersebut, maka beliau menjadi murka dan langsung menutup sumber mata air tersebut, karena banyak hal yang dianggap musyrik telah dilakukan oleh penduduk setempat di daerah itu.

Beberapa waktu kemudian, di sebelah barat Langgar yang berjarak kurang lebih 100 meter, muncul tiga buah mata air yang kemungkinan besar dibuat oleh beliau untuk mengambil air wudhlu. Para santri pun menggunakan ketiga mata air tersebut sebagai tempat berwudhlu, mandi, mencuci dan lain-lain sebagai pengganti mata air telah yang di tutup oleh Syaikh Maulana Hasan Asy-Syadzily. Setelah beliau wafat dipanggil untuk menghadap Allahu Rabbul Khaliq, jenazah beliau dimakamkan di sekitar tiga mata air yang lazim disebut Tuk Tiga Rasa tersebut.

Mengenai istilah air tiga rasa, menurut Mbah Abdullah kuncen makam yang pertama, istilah tersebut berasal dari lidah para musafir yang datang. Ketika pengunjung meminum ketiga sumber mata air tersebut, mereka merasakan rasa air yang berbeda-beda dari ketiga lubang mata air itu. Ada yang tawar, payau dan sedikit asin. Maka sejak saat itulah masyarakat sekitar gunung muria dan para musafir yang singgah menamakan mata air tersebut dengan sebutan “Air Tiga Rasa”.

Sumber:

0 Response to "Jiwa.. Syaikh Maulana Hasan Asy-Syadzily Mbah Kasan Sadali -Muda Dan Karomahnya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel